x

7 Fakta Bencana Tanah Bergerak di Desa Mendala Brebes

3 minutes reading
Thursday, 1 May 2025 04:48 0 47 pemalinews@gmail.com

BREBES – Bencana tanah bergerak melanda Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Peristiwa ini mulai terjadi sejak Kamis (17/4/2025) dini hari dan hingga kini kondisinya masih terus berkembang.

Tanah gerak terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras selama beberapa hari berturut-turut. Pergerakan tanah menyebabkan retakan besar di permukaan dan mengakibatkan puluhan rumah warga rusak.

Berikut tujuh fakta penting yang perlu diketahui dari kejadian bencana tanah bergerak di Desa Mendala:

1. Terjadi Sejak 17 April 2025 Dini Hari
Warga Desa Mendala dikejutkan oleh suara tanah yang bergeser dan bangunan yang mulai retak pada Kamis (17/4/2025) dini hari. Sebagian rumah tiba-tiba miring, lantainya retak, dan atap rumah berjatuhan.

2. Sedikitnya 120 Rumah Rusak Berat
Tanah bergerak menyebabkan kerusakan berat pada 120 rumah warga. Banyak rumah tidak lagi bisa ditempati karena bangunannya retak, miring, bahkan sudah ada yang roboh total.

3. 529 Jiwa Terdampak, 448 Jiwa Mengungsi
Menurut data dari Posko Darurat, sebanyak 529 jiwa terdampak bencana ini. Dari jumlah tersebut, 448 jiwa sudah mengungsi ke lokasi yang lebih aman, terutama ke tenda-tenda darurat di lapangan mini soccer Desa Mendala.

4. Empat Dukuh Masuk Zona Bahaya
Empat dukuh di Desa Mendala yang paling parah terdampak adalah Dukuh Krajan, Babakan, Cupang Bungur, dan Karanganyar. Keempatnya berada di zona pergerakan tanah aktif dan dinilai tidak aman untuk dihuni kembali.

5. Fasilitas Umum dan Jalan Ikut Rusak
Bencana ini juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur desa. Jalan desa sepanjang 1.325 meter rusak parah, sawah seluas 70 hektare terdampak, tiga masjid/mushola rusak, serta satu fasilitas pendidikan ikut terdampak.

6. Tidak Ada Korban Jiwa
Meski kerusakan cukup parah, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Warga berhasil dievakuasi lebih awal sebelum kondisi tanah makin memburuk. Proses evakuasi dilakukan cepat oleh aparat desa dan BPBD.

7. Badan Geologi Rekomendasikan Relokasi
Tim dari Badan Geologi Nasional datang ke lokasi pada Kamis (24/4/2025) untuk melakukan survei. Berdasarkan hasil pengamatan awal, empat dukuh yang terdampak tidak direkomendasikan untuk kembali dihuni.

Maryono dari Badan Geologi mengatakan bahwa tanah di Mendala mengandung lempung dengan kadar air tinggi. Jenis tanah seperti ini mudah bergeser saat jenuh air, terlebih saat hujan turun terus-menerus.

“Potensi pergerakan tanah masih besar. Jika hujan turun lagi, bisa makin parah. Relokasi adalah langkah terbaik untuk menjaga keselamatan warga,” ujar Maryono.

Tim Badan Geologi juga menggunakan drone untuk memetakan kondisi dari udara dan mengambil sampel tanah untuk dianalisis di laboratorium. Proses ini menjadi dasar kajian teknis lebih lanjut.

Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Brebes dan Pemdes Mendala langsung menyiapkan lokasi hunian sementara (huntara). Lahan huntara disiapkan di depan kantor desa Mendala.

Kepala Desa Mendala, Muhammad Basori, menyampaikan bahwa proses perataan tanah sudah dimulai sejak Minggu, (20/4/2025).

“Kami ingin agar warga terdampak bisa segera menempati tempat yang lebih layak,” ucapnya.

Warga berharap hunian sementara dapat segera dibangun, agar mereka tidak terlalu lama tinggal di tenda-tenda darurat. Saat ini, beberapa pengungsi mulai mengalami gangguan kesehatan ringan akibat kondisi cuaca.

Pemerintah daerah juga terus melakukan pendataan terhadap kerusakan rumah dan lahan, sambil menunggu hasil kajian lengkap dari Badan Geologi sebagai dasar penanganan jangka panjang.(*)

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments

No comments to show.
x

You cannot copy content of this page