BREBES – Ratusan warga Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, kembali turun ke jalan, Senin (5/5/2025). Mereka menggelar aksi unjuk rasa di halaman Balai Desa Plompong untuk mendesak pengunduran diri Sekretaris Desa (Sekdes) Darto. Tuntutan warga akhirnya dipenuhi setelah Sekdes menyatakan mundur secara terbuka.
Aksi ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan warga, menyusul kekecewaan terhadap pengelolaan Dana Desa yang dinilai tidak transparan. Massa yang datang membawa poster berisi protes, terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pemuda hingga orang tua dan kaum ibu.
Karena bertepatan dengan ujian di SDN Plompong 01 yang bersebelahan dengan lokasi aksi, unjuk rasa sempat ditunda hingga pukul 10.30 WIB. Setelah itu, warga mulai memadati halaman balai desa.
Salah satu orator aksi, Ustaz Katub, secara tegas menyampaikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Sekdes sudah hilang.
“Warga sudah tidak percaya lagi. Silakan mengabdi di tempat lain, tapi bukan di Desa Plompong,” ujarnya lantang.
Tokoh masyarakat Ulum Maulani juga menyoroti lambannya tindak lanjut hasil audit Dana Desa oleh pihak inspektorat.
“Dulu sudah ada kesepakatan antara Pemdes dan APPI untuk audit. Tapi sampai sekarang, hasilnya tidak pernah diumumkan,” kata Ulum.
“Warga cuma ingin tahu kejelasan dana desa. Ini bukan soal suka atau tidak suka, ini soal hak publik,” lanjutnya.
Situasi sempat memanas ketika massa meminta Sekdes keluar menemui mereka. Plt Kapolsek Sirampog, AKP Kasam, langsung turun tangan menjaga keamanan aksi. Ia mengimbau warga untuk tetap menjaga ketertiban.
“Aspirasi bisa disampaikan, tapi jangan sampai ada tindakan yang merugikan. Kita upayakan mediasi agar ada solusi,” ucap Kapolsek.
Mediasi pun dilakukan antara perwakilan warga, kepala desa, pihak kecamatan, dan Sekdes. Dalam forum itu, Darto menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan Sekdes.
“Saya menerima aspirasi warga. Demi menjaga kondusivitas desa, saya siap mundur,” ucap Darto saat mediasi. Namun, karena belum ada pengganti yang paham sistem administrasi digital, ia diminta tetap mendampingi proses transisi hingga Agustus 2025.
Pengunduran diri itu disambut dengan sorak lega oleh massa aksi. Setelahnya, warga membubarkan diri dengan tertib tanpa insiden.
“Kami senang akhirnya aspirasi kami didengar. Semoga ke depan desa bisa lebih terbuka dan maju,” ujar Nuryani, salah satu peserta aksi.(*)
Perlu saya bantu juga membuat versi rilis untuk dikirim ke media daring atau cetak lokal?
You cannot copy content of this page
No Comments