Polisi Beri Penangguhan ke Mahasiswi ITB Tersangka UU ITE, Ini Pertimbangannya
JAKARTA – Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri memberikan penangguhan penahanan kepada mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial SSS. Ia sebelumnya ditahan karena menjadi tersangka dalam kasus dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
SSS diamankan pada 6 Mei 2025 atas dugaan memanipulasi data elektronik dan mengunggah konten bermuatan kesusilaan melalui akun X (Twitter) @reiayanyami. Ia sempat ditahan di Rutan Bareskrim Polri sejak 7 Mei 2025.
“Bahwa pada hari Minggu tanggal 11 Mei 2025, penyidik berdasarkan kewenangannya telah memberikan atau melakukan penangguhan penahanan terhadap tersangka,”
ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.
Dalam penyidikan, polisi telah memeriksa tiga saksi dan lima ahli. Penyidik juga menyita barang bukti dari tersangka dan saksi, serta melakukan digital forensik untuk mendalami unggahan yang dipermasalahkan.
“Pemeriksaan digital forensik telah dilakukan dan dinilai cukup untuk memenuhi unsur pidana,”
kata Trunoyudo.
Permohonan penangguhan diajukan oleh kuasa hukum dan orang tua tersangka. SSS juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan pihak kampus ITB.
“Permohonan maaf itu menjadi salah satu bentuk tanggung jawab moral yang dinilai positif oleh penyidik,”
ungkap Trunoyudo.
Selain itu, penangguhan diberikan karena pertimbangan kemanusiaan. SSS masih aktif sebagai mahasiswa dan dinilai perlu mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan.
“Penangguhan ini diberikan juga atas dasar kemanusiaan dan untuk memberikan kesempatan kepada tersangka melanjutkan pendidikannya,”
tambahnya.
Meski tak lagi ditahan, proses hukum tetap berlanjut. Polri menegaskan bahwa status tersangka SSS tidak berubah dan penyidikan akan terus dilakukan sesuai aturan yang berlaku.(*)
Related posts
Latest Post
No Comments